Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

 Tulis Artikel dan dapatkan Bayaran Tiap Kunjungan Rp 10-25 / kunjungan. JOIN SEKARANG || INFO LEBIH LANJUT

Keputusan Investasi

Pengertian keputusan investasi adalah kebijakan manajemen dalam menggunakan dana perusahaan yang ada pada sebuah aset yang diharapkan akan memberikan keuntungan dimasa yang akan datang.

Proses pengambilan keputusan investasi modal umumnya juga sering disebut dengan Capital Budgeting. Capital budgeting merupakan proses perencanaan serta pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pengeluaran dana yang return atau masa kembalinya dalam waktu yang relatif panjang. Lebih dari satu tahun buku.
Menurut Sutrisno [2007:121-122], sebuah perencanaan kebijakan investasi mempertimbangkan hal-hal seperti ini:
  • Dana perusahaan yang dikeluarkan akan terikat dalam jangka waktu yang panjang. Perusahaan harus menunggu dalam tempo yang panjang untuk mendapatkan dana tersebut kembali beserta return yang diinginkan.
  • Dana perusahaan yang dikeluarkan dalam investasi nominalnya sangat besar.
  • Keputusan investasi perusahaan mengharapkan keuntungan pada masa yang akan datang. Kesalahan perhitungan bisa menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
  • Keputusan investasi akan berdampak jangka panjang bagi perusahaan. Kesalahan pengambilan keputusan akan berakibat buruk dalam jangka panjang. Tidak bisa diperbaiki tanpa munculnya kerugian yang sangat besar.
Keputusan investasi yang seperti apa yang harus dijalankan ?

Kebijakan Investasi yang diambil adalah investasi yang paling menguntungkan. Return yang didapat paling tinggi. Biaya yang paling murah. Waktu pengembalian yang paling cepat dan resiko yang seminimal mungkin.

Untuk memperoleh return investasi yang paling menguntungkan, ada beberapa informasi dan hal-hal yang diperlukan dalam mengambil keputusan investasi perusahaan:
  1. Alternatif pilihan investasi
  2. Estimasi Arus kas (cashflow)
  3. Penilaian Investasi
  4. Penilaian kembali investasi yang diputuskan

1. Alternatif Pilihan Investasi

Jenis investasi yang bisa memberikan opsi alternatif dalam keputusan investasi ada beberapa macam, diantaranya :
  1. Penggantian Aktiva (replacement)
  2. Perluasan (expansion)
  3. Investasi yang tidak dapat diukur (non measurable profit investment)
  4. Investasi yang tidak menghasilkan laba

# Investasi Penggantian Aktiva (Replacement Investment)

Penggantian aktiva tetap perusahaan adalah mengganti aktiva perusahaan yang lama dengan yang aktiva baru. Contohnnya mesin dan peralatan. Ada beberapa alasan mengapa perusahaan mengeluarkan investasi besar untuk mengganti aktivanya. 
  1. Aktiva yang lama sudah tidak sanggup memenuhi peningkatan kebutuhan produksi perusahaan.
  2. Aktiva yang lama dalam operasinya membutuhkan biaya yang tinggi. 
  3. Aktiva yang lama kondisinya sudah terlalu aus. Sering rusak sehingga aktiva tidak bisa beroperasi untuk sementara waktu karena perbaikan.
  4. Aktiva yang lama membutuhkan maintenance yang sering dengan biaya pemeliharaan yang tinggi.
  5. Kualitas atau output yang dihasilkan aktiva lama kurang bagus
  6. Kecepatan operasi aktiva lama tidak cukup cepat. Tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan produksi.
Perkembangan teknologi yang menghadirkan aktiva sejenis yang lebih unggul dari aktiva perusahaan yang lama akan mendorong perusahaan untuk mengganti aktivanya.

Aktiva yang sejenis yang mampu berproduksi lebih banyak, lebih cepat, output lebih bagus dengan biaya operasional yang hemat dan biaya perawatan yang minim.

Penggantian aktiva bisa meningatkan kapasitas produksi perusahaan (baik kuantitas, kualitas) lebih efisien. Menekan biaya produksi sehingga laba perusahaan perusahaan akan meningkat.

# Investasi Perluasan (Expansion Investment)

Investasi perluasan adalah investasi yang bertujuan untuk menambah kapasitas produksi perusahaan jauh lebih besar daripada kapasitas sebelumnya. Pengeluaran investasi peluasan bisa berbentuk pembangunan pabrik baru, perluasan atau penambahan gudang, menambah jumlah mesin.

# Investasi yang tidak bisa diukur labanya (Non-measurable profit investment)

Sebenarnya investasi ini juga bertujuan utama mencari laba. Namun laba yang yang akan diperoleh oleh investasi ini sangat sulit untuk diukur dengan angka. Misalnya, pengeluaran biaya promosi yang masih untuk jangka panjang, investasi penelitian produk yang bisa memakan banyak biaya dalam waktu yang lama, pengembangan dan penambahan skil karyawan dengan mengadakan program pendidikan karyawan.

Output investasi yang dilakukan seperti contoh tersebut sulit untuk diukur secara angka-angka. Investasi yang berhasil tentu akan meningkatkan pendapatan perusahaan, berapa angka-angka yang bisa diukur oleh investasi tersebut. Hampir tidak bisa diukur.

# Investasi yang tidak menghasilkan laba (Non-profit Investment)

Setiap investasi yang dilakukan perusahaan sudah tentu karena ingin mendapatkan keuntungan. Lho kok ada investasi yang tidak menghasilkan laba ?

Investasi yang tidak menghasilkan keuntungan kadang harus dilakukan karena adanya paksaan, peraturan atau syarat kontrak yang disetujui perusahaan.

Contohnya, Investasi pengelolaan air limbah produksi. Pembangunan dan pengelolaan air limbah tentu membutuhkan investasi yang besar tanpa adanya return yang akan didapat tetap harus dilakukan karena adanya peraturan perundang-undangan yang mengaturnya. Tidak melaksanakan maka akan ada sanksi oleh otoritas terkait yang bisa mengancam keberlangsungan hidup perusahaan.

Umumnya, perusahaan memiliki beberapa usulan proyek investasi,, tidak hanya satu. Tapi karena adanya keterbatasan, perusahaan harus memilih salah satu atau beberapa diantaranya berdasarkan tingkat prioritas kebutuhan perusahaan.

Terdapat paling tidak 2 jenis penganggaran usulan proyek investasi modal, yaitu:
  1. Proyek Independen (independent project)
  2. Proyek Saling Ekslusif (mutual exclusive project)

# Proyek Independen (Independent Project)

Proyek independen adalah investasi modal yang tidak berkaitan dengan proyek perusahaan yang lain. Adanya proyek atau investasi ini tidak akan mempengaruhi proyek atau investasi perusahaan yang lainnya. 

Contohnya usulan proyek pembelian mesin boiler untuk produksi dan investasi pembangunan gedung kantor.

Kedua jenis investasi tersebut tidak saling terkait.

# Proyek Saling Ekslusif (Mutual Exclusive Project)

Proyek saling eklusif merupakan investasi perusahaan yang saling berkaitan dengan investasi atau proyek perusahaan yang lain. Investasi ini akan menghalangi atau mengganggu proyek perusahaan yang lainnya. 

Misalnya usulan investasi Container Crane otomatis perusahaan pelabuhan. Container crane otomatis akan berakibat dalam penggunaan container crane manual.

Penggunaan container crane otomatis akan mengakibatkan container crane manual tidak dijalankan. Kecuali perusahaan memperluas dermaga lagi dan fasilitas pendukungnya sehingga yang manual bisa beroperasi lagi di titik lokasi yang berbeda.

2. Estimasi Aliran Kas

Salah satu informasi yang paling dibutuhkan dalam pengambilan keputusan investasi adalah estimasi aliran kas (cashflow). Estimasi arus kas investasi harus memperhatikan hal hal seperti berikut :
  1. Estimasi beban, pendapatan dan pengeluaran modal
  2. Estimasi perkiraan penyesuaian arus kas dengan tingkat inflasi dan pajak.
Dan secara umum, ada 3 arus kas yang perlu diperhatikan :
  1. Initial Cashflow 
  2. Operatinal Cash flow
  3. Terminal Cash flow

# Initial Cashflow (Aliran Kas Permulaan)

Initial cashflow adalah pengeluaran kas yang dibutuhkan pertama kali ketika melakukan investasi. Misalnya ketika perusahaan memutuskan untuk investasi menambah mesin produksi, maka initial casflow yang dimaksud adalah harga perolehan pembelian mesin tersebut hingga mesin tersebut siap untuk dioperasionalkan. Mulai dari harga pembelian, biaya instalasi, biaya uji coba, pajak, balik nama dan yang lainnya.

# Operational Cashflow (Aliran Kas Operasional)

Operational cashflow adalah aliran kas keluar yang dibutuhkan selama investasi dijalankan. Estimasi arus kas operasional ini harus diestimasikan dengan tepat karena menyangkut perjalanan investasi yang bisa mempengaruhi hasil dari investasi.

Misalkan, ketika sebuah perusahaan telah menetapkan keputusan investasi untuk membeli mesin baru, harga mesin baru yang dibayarkan adalah Initial cashflow (aliran kas permulaan) dan ketika mesin tersebut dioperasikan, mesin tersebut membutuhkan biaya operasional, mulai dari biaya bahan bakar, biaya operator, biaya maintenance dan perawatan. Dan bahkan juga biaya perbaikan.

Biaya biaya tersebut tentu akan mengakibatkan adanya aliran kas keluar yang bisa mempengaruhi laba perusahaan. Biaya-biaya tersebut harus diestimasikan sedetail mungkin agar tidak terjadi kesalahan dalam pembuatan keputusan investasi.

# Terminal Cashflow (Aliran Kas Akhir Investasi)

Terminal cashflow adalah aliran kas yang akan diterima oleh perusahaan diakhir periode investasi. Bisa juga dikatakan sebagai nilai sisa investasi yang telah berakhir.

Katakanlah perusahaan menginvestasikan dalam bentuk mesin. Umur ekonomis mesin yang diestimasikan bisa beroperasi secara normal selama 20 tahun. Ketika telah berproduksi selama 20 tahun. Umumnya mesin tersebut masih ada nilainya. Masih ada harganya. Bahkan masih bisa berfungsi secara normal. Itulah terminal cashflow.

Bahkan tidak bisa berfungsi dan mesin hancur sekalipun masih bisa dijual "kiloan". Masih ada nilainya. Nilai aliran kas terakhir ini harus diestimasikan dengan detail, termasuk juga adanya pengaruh penyusutan mesin karena mungkin saja bisa berpengaruh pada keputusan investasi. Walau dalam kenyataannya nilai sering diabaikan.

3. Penilaian Investasi

Penilaian investasi bertujuan untuk menilai usulan keputusan investasi yang seperti apa yang layak dijalankan. Yang memberi keuntungan yang paling maksimal dengan resiko paling minim yang bisa diperoleh perusashaan. 

Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi penilaian keputusan investasi. Seperti estimasi jumlah investasi, estimasi waktu pengembalian investasi, estimasi arus kas, risiko investasi dan bagaimana dampak investasi tersebut terhadap laba bersih perusahaan.

Ada terdapat 2 kategori metode penilaian investasi yang umum digunakan:
  1. Model Non-Diskonto
  2. Model Diskonto

A. Model Non-Diskonto

Model non-diskonto adalah metode penilaian yang tidak memperhatikan nilai waktu dari uang.

Metode non diskonto sendiri terdapat 2 pendekatan metode dalam perhitungannya:
  1. Payback period (PP)
  2. Tingkat pengembalian akuntansi (accounting rate of return/ARR)

# Payback Period

Analisa penilain investasi metode payback period merupakan metode untuk mengetahui jangka waktu pengembalian sebuah investasi. Seberapa cepat pengembalian dana investasi yang dikeluarkan akan kembali seperti awal seluruhnya.

Dengan analisa metode payback period juga bisa diketahui berapa cepat waktu investasi bisa dikembalikan saat titik impas atau BEP (break even point)

Lebih cepat waktu pengembalian investasi, maka risiko investasi semakin kecil dan investasi tersebut semakin layak untuk diambil atau dijalankan. Usulan investasi mana yang paling cepat pengembaliannya, itulah yang akan dipilih.

# Average Rate of Return /ARR 

Analisa metode penilaian investasi ARR menilai seberapa besar keuntungan atau laba perusahaan dibandingkan dengan rata-rata nilai dari investasi.

Metode ARR mengukur dari tingkat laba perusahaan. Bukan arus kas investasi.

Jika pada hasil perhitungan ARR lebih tinggi dari tingkat return yang diinginkan, maka investasi tersebut laya untuk diijalankan. Berlaku juga sebaliknya.

B. Model Diskonto

Model diskonto adalah metode penilaian yang secara tidak langsung memperhatikan nilai waktu dari uang dan melibatkan konsep diskonto arus kas investasi.

Metode diskonto memiliki 2 pendekatan metode dalam perhitungannya:
  1. Net present value
  2. Internal rate of return

# Net Present Value (NPV)

Metode penilaian net present value (NPV) menghitung selisih antara nilai sekarang dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan kas return dimasa yang akan datang.

Metode NPV memerlukan data tentang perkiraan biaya operasiona, pemeliharaan, biaya investasi dan estimasi keuntungan return dari investasi yang direncanakan.

# Internal Rate of Returrn (IRR)

Metode internal rate of return (IRR) menghitung tingkat suku bynga yang menyamakan nilai sekarang dari investasi dengan nilai sekarang adri penerimaan arus kas dimasa yang akan datang.

Untuk lebih jelas dan spesifik, bisa dibaca di : Metode Penilaian Investasi

4. Penilaian Kembali Keputusan Investasi (Pasca Audit)

Penilaian kembali keputusan investasi (pasca audit) merupakan langkah lanjutan setelah usulan keputusan investasi dipilih dan dijalankan. Pasca audit bertujuan untuk mengetahui kinerja dari sebuah investasi yang dijalankan. Sesuai dengan apa yang diinginkan atau tidak. Mengevaluasi investasi dan bila perlu mengusulkan adanya tindakan perbaikan. Atau bahkan menghentikan proyek.

Pasca audit juga bisa menjadi indikator apakah informasi dan data-data yang digunakan untuk bahan pertimbangan dalam membuat keputusan investasi cukup akurat atau tidak.

Dan pasca audit bisa memberikan feedback kepada manajer untuk memperbaiki pengambilan keputusan investasi dimasa yang akan datang.

Posting Komentar untuk "Keputusan Investasi "