Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

 Tulis Artikel dan dapatkan Bayaran Tiap Kunjungan Rp 10-25 / kunjungan. JOIN SEKARANG || INFO LEBIH LANJUT

Deviden: Penjelasan dan Pengaruhnya bagi perusahaan

Apa Itu Dividen ?

Pengertian dividen adalah bagian laba bersih perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham sesuai dengan proporsi kepemilikan sahamnya pada perusahaan.

Kita semua tahu bahwa salah satu tujuan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba.

Dan deviden adalah laba yang dibagikan kepada pemilik perusahaan. Simpel bukan ?

Dari sudut pandang investor atau pemegang saham, deviden adalah sumber pendapatan mereka selain capital gain.

deviden
Pembagian Deviden

Apakah laba wajib dibagikan ?

Tidak.

Laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan tidak harus dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden.

Pembagian dividen ditentukan oleh dewan direksi perusahaan yang kemudian akan disetujui oleh rapat umum pemegang saham (RUPS)

Ketika perusahaan memutuskan untuk tidak membagikan dividen, untuk apa laba yang dihasilkan tersebut ?

Laba tersebut akan dijadikan laba ditahan.

Laba akan digunakan kembali oleh perusahaan untuk mendanai kegiatannya.

Untuk diinvestasikan kembali.

Biasanya laba yang ditahan akan digunakan kembali untuk membiayai:
  • Kegiatan operasional
  • Ekspansi atau pengembangan usaha
  • Membayar utang  

Kebijakan Dividen

Ketika perusahaan berhasil memperoleh laba.

Muncul pertanyaan...

Apakah laba akan dibagikan dalam bentuk dividen ataukah ditahan untuk digunakan kembali?

Mana yang lebih baik?

deviden
faktor dividen
Hal hal yang perlu dipertimbangkan

Sebelum membagikan dividen, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen. Diantarnya:

#1. Kebutuhan dana untuk membayar utang dan bunganya.

Ketika perusahaan memiliki utang jangka panjang dan akan segera jatuh tempo.

Sebaiknya manajemen mengurungkan niatnya terlebih dahulu untuk membagikan dividen.

Laba sebaiknya ditahan untuk melunasi utang dan bunganya yang segera jatuh tempo supaya bisa terhindar dari risiko gagal bayar dan dipailitkan oleh kreditur.

#2. Kestabilan laba

Apabila perusahaan mampu menghasilkan laba yang cenderung stabil disetiap periode, dewan direksi perusahaan bisa memutuskan untuk membagikan dividen.

Namun apabila perusahaan tidak mampu menghasilkan laba dengan konsisten, maka sebaiknya manajemen perusahaan bermain aman untuk tidak membagikan dividen.

Ketidakstabilan pembagian dividen pada setiap periode bisa berdampak buruk terhadap harga saham perusahaan.

Investor tidak ada yang menyukai ketidakpastian dan ketidak-konsistenan.

#3. Kemampuan berhutang

Perusahaan yang memiliki kemampuan berutang yang besar kemungkinan bisa membagikan dividen yang tinggi.

Apabila perusahaan memerlukan dana dan jika pendanaan tersebut bisa diusahakan dengan meminjam utang, maka perusahaan bisa membagikan dividen kepada pemegang sahamnya.

Laba ditahan tidak diperlukan lagi untuk dijadikan sumber dana perusahaan.

#4. Likuiditas perusahaan

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek menggunakan aktiva lancar.

Semakin likuid, maka semakin besar kemungkinan perusahaan bisa membagikan dividen.

Jika likuiditasnya rendah, sebaiknya manajemen tidak membagikan dividen karena ada risiko perusahaan tidak mampu membayar utang jangka pendeknya.

Kewajiban jangka pendek biasanya berupa utang terhadap supplier atau utang bank dengan nominal yang tidak terlalu besar.

Walaupun nominalnya tidak terlalu besar, namun jatuh temponya sangat cepat.

#5. Tingkat Ekspansi Aktiva

Pertumbuhan perusahaan membuat kebutuhan perusahaan terhadap aktiva semakin tinggi.

Semakin tinggi kebutuhan aktiva, maka semakin kecil peluang dividen dibagikan karena laba akan digunakan untuk mengadakan aktiva perusahaan yang dibutuhkan.

Prosedur Pembayaran Dividen

Secara umum, pembagian dividen terdiri dari 5 prosedur.

#1. Declaratin Date (Tanggal Deklarasi)

Tanggal deklarasi adalah tanggal dimana dewan direksi perusahaan mengumumkan akan membagikan dividen kepada para pemegang saham dan jumlah nominal yang akan dibagikan.

Biasanya pengumuman dilakukan bertepatan dengan rapat umum pemegang saham (RUPS)

#2. Holder of Record Date (Tanggal Pencatatan)

Tanggal pencatatan adalah tanggal dimana perusahaan akan mencatat para pemegang saham yang berhak menerima dividen yang akan dibagikan.

#3. Cum-Dividend

Cum dividend adalah hari terakhir investor bisa melakukan jual beli saham perusahaan yang masih mengandung hak mendapatkan dividen.

Apabila investor memiliki saham perusahaan pada tanggal cum dividen, maka investor tersebut berhak atas dividen yang dibagikan.

#4. Ex-Dividend Date (Tanggap pemisahan dividen)

Ex dividen date adalah tanggal dimana pembeli saham pada tanggal ini tidak akan mendapatkan bagian dividen yang dibagikan.

#5. Payment Date (Tanggal Pembayaran)

Payment date adalah tanggal pembayaran dividen yang dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan nominal yang telah ditentukan.

Apa dividen bisa berpengaruh terhadap harga saham ?

Bisa iya bisa juga tidak.

Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa dividen bisa berpengaruh terhadap harga saham dan ada yang berpendapat sebaliknya.

# Sinyal Dividen

Dividen bisa saja berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

Menurut Battacharya dalam teori hipotesis sinyal dividen yang ia ciptakan, pengumuman pembagian dividen adalah sinyal dari perusahaan bahwa perusahaan berkinerja baik yang mampu menghasilkan laba dan bisa dibagikan kepada pemegang saham.

Dalam banyak kasus, ada beberapa perusahaan yang tidak mau untuk tidak membagikan atau sekedar memotong jumlah dividen yang akan dibagikan.

Perusahaan percaya bahwa dengan memangkas deviden, investor akan menilai bahwa perusahaan sedang berada pada kondisi yang tidak bagus. Tidak memenuhi target yang diharapkan.

Kondisi ini membuat investor kurang yakin dengan prospek perusahaan dimasa depan dan memutuskan untuk tidak lagi berinvestasi di perusahaan tersebut.

Mereka akan menjual saham yang dimilikinya.

Hasilnya, harga saham akan turun.

Begitu juga sabaliknya.....

Apabila perusahaan membagikan atau bahkan menambah jumlah dividen.

Investor akan menilai bahwa perusahaan berkinerja dengan baik.

Melebihih expektasi yang diharapkan dan memiliki prospek yang cerah.

Harga sahampun akan mengalami kenaikan.

# Dividen Tidak Relevan

Ada juga yang berpendapat bahwa dividen tidak akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

Menurut Mogdiliani dan Miller yang mencetuskan teori dividen tidak relevan menyatakan bahwa nilai perusahaan tidak akan dipengaruhi oleh pembagian dividen perusahaan.

Menurutnnya, nilai perusahaan hanya di pengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam mencari laba. Bukan pembagian dividennya.

Jadi, apakah dividen mempengaruhi harga saham ?

Hal ini kembali kepada preferensi dan pandangan subjektif investor sendiri terhadap pembagian dividen.

Jenis Jenis Dividen

Deviden yang dibagikan kepada pemegang saham bukan hanya berupa uang tunai.

Walaupun uang tunai adalah dividen yang paling sering digunakan, ternyata dividen juga bisa dibayarkan dengan bentuk lain.

Setidaknya ada 5 macam dividen, antara lain:

# 1. Dividen Tunai

Sesuai dengan namanya, dividen tunai dibagikan dalam bentuk uang kas.

Mungkin inilah jenis dividen yang paling banyak digunakan oleh perusahaan karena paling mudah dan paling disenangi oleh pemegang saham. 

# 2. Dividen Saham

Sesuai dengan namanya, deviden saham adalah deviden yang dibayarkan menggunakan saham.

Dividen saham biasanya dilakukan oleh perusahaan ketika perusahaan kekurangan kas untuk membagikan dividen.

Misalnya, ketika penjualan meningkat namun lebih banyak penjualan secara kredit sehingga menghasilkan piutang yang banyak dan kas yang minim.

Kondisi ini menjadi alasan perusahaan untuk membagikan dividen dengan saham. 

Dan dengan tambahan saham baru ini, jumlah saham para pemegang saham akan bertambah.

# 3. Dividen Properti

Dividen properti adalah pembagian laba dalam bentuk barang atau aset perusahaan.

Jadi perusahaan tidak akan mengeluarkan uang kas atau saham baru.

Properti yang dibagikan akan dinilai berdasarkan nilai pasar properti yang bersangkutan.

Perhitungan deviden jenis ini lebih sulit daripada dividen saham dan dividen tunai.

Oleh karena itu, dividen properti sangat jarang sekali diaplikasikan oleh perusahaan.

# 4. Dividen Skrip

Dividen skrip adalah dividen dalam bentuk surat utang.

Pemegang saham akan menerima surat utang perusahaan.

Maksudnya begini...

Surat janji utang dalam dividen skrip menyatakan bahwa perusahaan berhutang kepada pemegang saham dan akan membayarkan pada waktu dan jumah tertentu sesuai dengan isi dari surat utang tersebut.

Jadi ketika membagikan dividen, perusahaan tidak akan mengeluarkan apapun untuk dibayarkan kepada pemegang saham.

Perusahaan akan membayarkan dividennya dilain waktu.

Biasanya...

Dividen skrip ini disertai dengan bunga.

Jadi ketika waktu pembayaran telah tiba, perusahaan akan membayarkan dividen plus bunganya.

Alasan perusahaan menggunakan dividen skrip biasanya karena kekurangan uang kas atau uang kas yang tersedia akan digunakan terlebih dulu oleh perusahaan.

# 5. Dividen Likuidasi

Likuidasi adalah  kebangkrutan.

Ketika sebuah perusahaan membagikan dividen likuidasi, itu artinya perusahaan telah mengembalikan modal para pemegang saham karena perusahaan bangkrut.

Perusahaan telah dipailitkan oleh pengadilan.

Tetapi, ketika perusahaan sedang bangkrut, perusahaan tidak bisa serta merta membagikan dividen likuidasi.

Dividen likuidasi baru bisa dilakukan apabila masih ada sisa kekayaan perusahaan setelah bankrut.

Ketika bangkrut, semua aset perusahaan digunakan untuk pembayaran utang dan kewajiban perusahaan yang belum terpenuhi.

Dan jika ada sisanya, maka perusahaan bisa membagikan dividen likuidasi kepada pemegang saham.

Namun apabila tidak tersisa, maka pemegang saham tidak akan mendapatkan aset apapun.

Menghitung Dividen

Ada beberapa hal yang harus diketahui untuk bisa menghitung dividen yang dibagikan oleh perusahaan, antara lain:
  1. Laba bersih
  2. Dividend payout ratio [DPR]*
  3. Jumlah saham yang beredar.
Notes:
*DPR adalah rasio dividen yang akan dibagikan terhadap laba bersih perusahaan.

Contohnya:

Perusahaan Nivia Rotan pada tahun berjalan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1.000.000. PT Nivia Rotan memiliki 10.000 lembar saham yang beredar.

PT Nivia Rotan memutuskan untuk membagikan dividen sebesar 30 % dari laba bersih. Sisanya akan digunakan kembali untuk ekspansi perusahaan.

Dengan data tersebut, kita bisa menghitung besaran deviden perlembar saham yang akan diterima oleh pemegang saham.

menghitung dividen
Setelah nominal dividen diketahui, kita bisa menghitung besaran dividen perlembar saham yang diterima oleh pemegang saham
menghitung deviden

Jadi setiap lembar saham akan mendapatkan bagian dividen sebesar IDR 30 

# Tambahan: Perlakuan Akuntansinya

Pencatatan pembagian dividen dimulai sejak dividen diumumkan oleh perusahaan. 

Diatas telah dijelaskan bahwa tanggal pengumuman pembagian dividen tidak sama dengan tanggal pembayaran dividen.

Jadi penjurnalan terhadap dividen akan dicatat sebanyak 2 kali. 

Yaitu ketika dividen diumumkan dan dividen dibayarkan.


Notes:
* Ketika pengumuman: artinya perusahaan akan berjanji akan membayarkan dividen. Maka perusahaan artinya telah berhutang dividen kepada pemegang saham yang diambilkan dari laba ditahan. Utang dividen diakui karena dividen belum dibayarkan.

* Ketika pembayaran: Perusahaan telah melunasi utang dividennya (mendebit utang dividen) dengan mengeluarkan uang tunai (menkredit kas)

Penutup

Mana yang lebih baik....

Dividen besar atau kecil ?

Dari sisi perusahaan.

Sebenarnya baik tidaknya tergantung pada kebutuhan perusahaan itu sendiri.

Perusahaan yang sedang membutuhkan dana untuk pengembangan usaha atau sekedar melunasi hutang tentu ingin dividen yang dibagikan kecil bahkan kalau perlu tidak membagikan dividen.

Sedangkan bagi perusahaan yang sudah "well established". sudah dalam top performance, kinerjanya sudah stabil cenderung membagikan dividen dengan nominal yang besar.

Dari sudut pandang investor, investor cenderung ada dua tipe.

Tipe pertama adalah investor jangka pendek.

Investor jangka pendek ini umumnya mengharapkan dividen yang besar.

Menginginkan keuntungan dividen yang maksimal karena belum tentu diperiode yang akan datang masih menjadi pemegang saham.

Mereka mudah sekali memperjual belikan sahamnya.

Sedangkan investor jangka panjang umumnya tidak keberatan  jika dividen yang dibagikan sangat kecil bahkan tidak dibagikan sekalipun selama perusahaan bisa memanfaatkannya untuk pengembangan usaha perusahaan.

Posting Komentar untuk "Deviden: Penjelasan dan Pengaruhnya bagi perusahaan"