Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

 Tulis Artikel dan dapatkan Bayaran Tiap Kunjungan Rp 10-25 / kunjungan. JOIN SEKARANG || INFO LEBIH LANJUT

PEMBELAJARAN SISTEM REPRODUKSI PRIA

Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pem-bentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, dan pemberian ASI, serta kelainan penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia.

YANG HARUS DIKETAHUI MUTLAK

  • Mengidentifikasi struktur dan fungsi alat reproduksi pada laki-laki dan perempuan.
  • Menjelaskan proses pembentukan sperma dan sel telur.
  • Mengurutkan tahapan spermatogenesis dan oogenesis.
  • Membuat charta/model spermatogenesis dan oogenesis.
  • Menguraikan proses ovulasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
  • Menjelaskan proses menstruasi.
  • Pemahaman diri akan peristiwa menstruasi.
  • Mendeskripsikan alat kontrasepsi pada pria dan wanita

Dengan memahami maka diharapkan

  • Memberikan dasar dan landasan yg kuat kepada anak sedini mungkin untuk mencegah terjadi penyimpangan seksualitas, seks bebas, kehamilan di usia muda/kehamilan tidak dikehendaki dan atau aborsi.
  • Menjelaskan peran hormon dalam menjaga siklus menstruasi manusia.
  • Menghubungkan peran hormon seks dengan perubahan-perubahan yang tejadi di dalam ovarium dan uterus. mengaitkan perubahan perubahan yang terjadi dalam dirinya dengan perubahan kadar hormon gonadotropin.
  • Mampu menghitung periode menstruasinya sendiri., menentukan masa subur
  • Mampu menguraikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya selama masa menstruasi.,dapat memahami sistem kesehatan repro
  • Memberikan dasar dan landasan yang kuat kepada anak sedini mungkin untuk mencegah terjadi penyimpangan seksualitas, seks bebas, kehamilan di usia muda/kehamilan tidak dikehendaki dan atau aborsi.

REPRODUKSI PRIA

Sistem reproduksi pria meliputi
  1. Organ-organ reproduksi
  2. Spermatogenesis dan
  3. Hormon pada pria.

Organ Reproduksi

Organ reproduksi pria terdiri atas
  1. Organ reproduksi dalam
  2. Organ reproduksi luar.

Organ Reproduksi Dalam




Organ reproduksi dalam pria terdiri atas
  1. Testis
  2. Saluran pengeluaran dan
  3. Kelenjar asesoris.

Testis
  • Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum).
  • Testis berjumlah sepasang (testes = jamak).
  • Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan.
  • Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
FUNGSI
  1. Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma
  2. alat untuk memproduksi hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.

Saluran Pengeluaran

Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari
  1. Epididimis
  2. Vas deferens
  3. Saluran ejakulasi dan
  4. Uretra.

Epididimis
  • Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis.
  • Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri.
  • Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
Vas deferens
  • Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis.
  • Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat.
  • Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
Saluran ejakulasi
  • Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra.
  • Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
Uretra
  • Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis.
  • Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
Kelenjar Asesoris
  • Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris.
  • Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma.
Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari
  1. Vesikula seminalis
  2. Kelenjar prostat dan
  3. Kelenjar Cowper.
Vesikula seminalis
  • Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk
  • Vesikula seminalis terletak di belakang kantung kemih.
  • Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Kelenjar prostat
  • Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih.
  • Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
Kelenjar Cowper
  • Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra.
  • Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).

Organ Reproduksi Luar


Organ reproduksi luar pria terdiri dari
  1. Penis
  2. Skrotum.
Penis
  • Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons.
  • Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa.
  • Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra.
  • Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
  • Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
Skrotum
  • Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis.
  • Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri.
  • Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos).
  • Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur.
  • Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster.
  • Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil.
  • Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
Spermatogenesis
  • Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus.
  • Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional.
  • Pembuatan sel sperma terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan agar matang di epididimis.
  • Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis.
  • Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis.
  • Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal).
  • Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus.
  • Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
PROSES SPERMATOGENESIS
  • Pada tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A.
  • Spermatogenia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B.
  • Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid.
  • Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid.
  • Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid.
  • Spermatid merupakan calon sperma yang belum memiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan).
  • Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma). Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi.
  • Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel.
  • Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
  • Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma.
  • Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
  • Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma.
  • Badan sperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.
Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis.

Hormon pada Pria
  • Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu
  1. Testoteron
  2. LH (Luteinizing Hormone)
  3. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
  4. Estrogen dan
  5. Hormon pertumbuhan.
Testoteron
  • Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus.
  • Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
LH (Luteinizing Hormone)
  • LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
  • FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen
  • Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH.
  • Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus.
  • Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan
  • Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis.
  • Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
  1. Hipogonadisme
  2. Kriptorkidisme
  3. Uretritis
  4. Epididimitis
  5. Orkitis
Hipogonadisme
  • Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron.
  • Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
  • Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
Kriptorkidisme
  • Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi.
  • Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron.
  • Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
Uretritis
  • Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil.
  • Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
Prostatitis
  • Prostatitis adalah peradangan prostat.
  • Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
Epididimitis
  • Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
Orkitis
  • Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis.
  • Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

Sekelebat Menstruasi

Siklus menstruasi tidak sama pada setiap wanita. Meskipun rata-rata sekitar 28 hari, namun tapi ada juga yang 24 hari, 30 hari, bahkan 35 hari. Siklus yang nggak teratur itu biasa kok terjadi pada wanita yang baru saja mengalami menstruasi. Tubuh kita butuh waktu untuk melakukan penyesuaian pada kebiasaan baru. Jadi, bisa aja tuh siklus menstruasi kita adalah 28 hari selama 3 bulan, tapi tiba-tiba berubah pada bulan berikutnya, atau malah nggak menstruasi selama sebulan. Setelah beberapa tahun, siklus ini akan semakin teratur.

Siklus menstruasi seorang wanita dihitung mulai dari hari pertama menstruasi atau datang bulan, sampai hari pertama menstruasi di bulan berikutnya. Jadi, kalau seorang wanita mengalami menstruasi pada tanggal 2 Mei, lalu yang berikutnya jatuh pada tanggal 31 Mei, maka siklus menstruasinya berlangsung selama 31 dikurangi 2, yaitu 29 hari. Jadi, biasakan untuk menandai kalender pada tiap hari pertama menstruasi, per bulannya.

Selama menstruasi, darah dan lapisan yang terbentuk pada dinding rahim mengalir keluar lewat vagina, ternasuk juga sel telur yang mati karena nggak dibuahi oleh sperma. Lama berlangsungnya menstruasi berbeda-beda pada tiap wanita. Ada yang hanya 2 atau 3 hari, atau ada yang sampai 8 hari. Selama masih di bawah 15 hari, masih normal kok. Banyaknya cairan yang terbuang juga berbeda dari satu cewek ke cewek lain. Meskipun kita suka shock melihat banyaknya darah yang keluar, tapi sebenarnya itu wajar dan nggak bakal bikin kita jadi anemia (kekurangan darah).

Tepat pada hari terakhir menstruasi, tubuh mulai melepaskan hormon yang memerintahkan rahim untuk menerima sel telur baru dari ovarium. Rahim pun menyiapkan diri dengan kembali menebalkan dindingnya dengan darah dan berbagai nutrisi yang diperlukan oleh sel telur agar bisa berkembang. Proses ini berlangsung sampai dengan hari ke-14 (ingat, hari ke-1 adalah hari pertama menstruasi kita).

Tepat pada pertengahan siklus (kalau siklus kita 30 hari, berarti pada hari ke-15), dimulailah ovulasi. Ovulasi adalah pelepasan sel telur dari ovarium ke rahim melalui saluran yang namanya tuba fallopi. Selama beberapa hari (biasanya sampai hari ke-21), sel telur akan melakukan perjalanan menuju rahim, sambil menanti dibuahi oleh sperma. Saat inilah yang dikenal sebagai masa subur.

Posting Komentar untuk "PEMBELAJARAN SISTEM REPRODUKSI PRIA"